Lhok Keutapang adalah nama sebuah Gampong dalam wilayah Kecamatan Tapaktuan, Kabupaten Aceh Selatan, sama halnya dengan Gampong-gampong lain dalam Kecamatan Tapaktuan. Gampong Lhok Keutapang adalah nama sebuah daerah di pesisir pantai Samudera Hindia, menurut tuturan orang-orang tua, nama Gampong Lhok Keutapang bermula dari sekelompok nelayan asal Padang dan Kuta Raja yang sering singgah untuk mangambil air atau berteduh dari badai. Seiring dengan waktu, sebagian dari mereka membuat gubuk-gubuk darurat dari daun kelapa untuk dijadikan tempat bermalam dan sekaligus menjemur ikan hasil tangkapan untuk dijadikan ikan asin, dalam proses itulah sebagian dari mereka bercocok tanam dengan menanam sayur, padi, ubi, jagung dan lain-lain sebagai bahan kebutuhan pokok. Dari cerita mulut ke mulut, karna banyaknya nelayan yang singgah terbentuklah sebuah komunitas yang terdiri dari dua Budaya yaitu bahasa Minang dan Budaya Aceh. Dalam interaksi mereka juga menggunakan dua bahasa yaitu bahasa minang atau yang sering kita sebut bahasa \\\"aneuk jamee\\\" dan bahasa aceh, perkembangan selanjutnya dari nama Lhok Keutapang adalah untuk menunjukan bagi para nelayan sebuah tanda yang dapat dilihat dari tengah laut pada masa itu adalah pesisir pantai daerah ini banyak ditumbuhi oleh pohon yang dalam bahasa Aceh disebut Pohon Keutapang. Sedangkan kata \\\"Lhok\\\" karena disekitar pohon keutapang tersebut terdapat sebuah lubuk tempat mengambil air yang dalam bahasa Aceh berarti \\\"Lhok\\\" jadi nama Gampong Lhok Ketapang diambil dari kedua tanda alam tersebut yaitu Lubuk yang berarti Lhok  dan pohon Keutapang yang karena perkembangan zaman kedua tanda alam tersebut kini tinggal kenangan. Kesamaan agama membuat para pendatang tersebut dapat diterima dengan baik oleh masyarakat pribumi, sehingga dari tahun ketahun semakin banyak saja nelayan yang singgah dan menetap dalam waktu yang lama di tempat tersebut. Hal ini dapat dilihat saat ini yang mana di Gampong Lhok Keutapang terdapat dua bahasa yaitu bahasa Aceh dan Bahasa Minang.